Piye Perasaanmu Tahun Baru?
Tadi malam saya lewati biasa saja, bekerja kembali jam delapan hingga tengah malam. Lebih tepatnya saya suka menyebut berkarya. Karena seperti seniman, ia pasti sangat menikmati ketika membuat karya. Sesekali saya iseng menyimak dan membuka pesan-pesan baru di blackberry. Pada bagian recent updates, saya menemukan display picture yang unik disalah satu akun saudara. Display picture tersebut itu yang saya unggah mendampingi tulisan ini.
Saya nyengir saja melihat DP saudara saya tersebut, tetapi juga rasa khawatir yang menyelinap dihati, jika waktu masih kurang untuk memperbaiki diri. Sementara yang lain tampaknya happy-happy saja, yang ini cukup menohok dengan refleksi tentang mati. Tentu dimaksudkan juga sebagai bagian refleksi pada waktu yang disebut tahun baru. Apalagi status yang membersamai dengan kalimat “Mari INVESTIGASI DIRI, buat apa hidup di dunia?”
Saya berhenti sejenak merenungkan hal ini. Namanya inspirasi memang bisa hadir dari mana saja. Hal ini pun merupakan nasihat yang sudah seharusnya berulang-ulang kita tanamkan minimal dalam benak kita pribadi. Sebagai manifesto, sebagai cermin ketika mengambil sikap dan menetapkan keputusan. Ada alasan yang menjadi dasar bagi setiap orang melakukan tindakan dan mengerjakan apapun. Ada latar belakang yang menjadi awal dari kita untuk mencapai tujuan. Alasan dan latar belakang ini yang bisa jadi harus kita kembalikan pada track yang benar. Sehingga cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan juga benar adanya.
Alasan juga seringkali menjadi energi yang luar biasa bahkan tak terbatas. Saya yakin bagi anda yang sudah berkeluarga seperti saya, anak dan istri menjadi sumber energi yang tak terbatas. Itu juga yang menjadi alasan bagi ayah kita dan ibu kita yang selalu menghidupkan cintanya untuk kita.
Saya pribadi masih belajar, untuk menempatkan semangat tahun baru sebagai seorang muslim pada momentum 1 Muharram yang juga baru saja dilalui. Maka akhir 2013 dan diawal tahun 2014 pun bisa dihikmati dengan resolusi karya dan resolusi prestasi yang bisa ditorehkan. Maka resolusi ini sama halnya seperti menyusun alasan terbaik sehingga kita memiliki energi tak terbatas untuk melakukan hal-hal terbaik dalam hidup kita.
Pun kemanfaatan juga menjadi alasan ketika kita ingin meningkatkan kualitas resolusi yang kita buat. Maka statement Muhammad SAW bahwa “Khairunnas anfa’uhum linnas” menjadi penguat bahwa sudah semestinya kemanfaatan menjadi alasan kita membuat resolusi dan bergerak dengan konsisten untuk terus mencapai yang terbaik.
Maka InsyaAllah jika anda masih bisa membaca tulisan saya ini, anda masih diberikan kesempatan untuk menemukan alasan terbaik untuk menyusun resolusi tahun baru, menetapkan tujuan dan memberikan kemanfaatan sebanyak-banyaknya. Kesempatan ini masih ada karena semalam, Alhamdulillah sang Isrofil belum meniup terompetnya pada level Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan) :D.
Dadi piye perasaanmu tahun baru dab?
—
Notes:
- Pertama kali diposting pada 31 Desember 2013
- Image source: NASA